forumku.com logo Forumku Borobudur Budaya Indonesia
forumku  

Go Back   forumku > >
Register Register
Notices

Forum BukuKuBaca Main Forum Description

Post New Thread  Reply
 
Thread Tools Search this Thread Display Modes
Old 14th November 2018, 09:59 PM   #1
Ketua RT
 
Join Date: 17 Oct 2018
Userid: 7491
Location: Bandung
Posts: 144
Real Name: Steven Andreas
Likes: 0
Liked 1 Time in 1 Post
Default Pesan Untuk Milenial, Sarjana Sastra Mengajar di Suku Pedalaman

Di umur muda, kebanyakan generasi milenial lebih asyik terlalu lama habiskan waktu di mal serta lihat. Ada pula yg membunuh waktu berjam-jam di kafe. Namun tdk dikerjakan Jauharul Maknun (33) . Apakah yg dia melakukan?

Penduduk Kabupaten Merangin Propinsi Jambi itu mencapai titel sarjana sastra Inggris serta lebih pilih jalan hidupnya mengabdikan buat anak-anak Orang Rimba di dalam lokasi rimba.

Maknun gak sempat menyesali ketentuannya masuk dengan Komune Konservasi Indonesia WARSI, berubah menjadi guru di Golongan Orang Rimba. Meskipun tdk mempunyai belakang latar belakang dari jurusan pendidikan, akan tetapi itu tdk membuat surut jalannya buat mempersembahkan diri mendidik anak-anak rimba di pedalaman Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD) , Propinsi Jambi.

Ketentuannya pingin mengajar anak-anak di rimba sebelumnya sudah sempat ditentang oleh pihak keluarga. Akan tetapi itu bukan penghambat baginya. Keluarga beralasan, kalau pingin berubah menjadi guru mengapa mesti mengajar jauh-jauh ke rimba, karena itu kerja di kota atau sedikitnya kabupaten semakin lebih baik serta semestinya bergengsi.

Mengajar Orang Rimba yg dalam istilah Melayu dinamakan Tim, dikira orang biasanya tidak pekerjaan bergengsi. Tim, dipandang sebagai golongan orang bawah, saru kotor serta penuh magik.

" Ditambah lagi jika keluarga tahu saya akan tinggal hari-hari bersama-sama Orang Rimba, tambah kuat penolakan itu, " kata Maknun, panggilan akrabnya dalam keterangannya pada detikcom, Senin (29/10/2018) .
Baca pula : Ridwan Kamil Nilai Pemuda Masa Now Tetap Baperan
Simak :teks anekdot sindiran

Akan tetapi seiring berjalannya waktu bapak dua orang anak ini dapat menekankan keluarganya, kalau mengajar anak-anak rimba adalah pekerjaan satu kebaikan buat dapat membawa derajat golongan orang penghuni rimba itu.

" Saya seringkali narasi begitu semangatnya anak-anak itu saat ku datangi, bagaimana mereka menyambutku. Bahkan juga senantiasa pengin belajar saat saya ada, gak perduli malam sekalinya mereka senantiasa mengelilingi saya, memohon di ajarkan beberapa soal, " kata Maknun.

Narasi yg dikatakan serta foto-foto bahagianya anak rimba saat di ajar Maknun, pada akhirnya mencairkan keluarga.

" Saat kita hidup membawa kepagian buat orang yang lain, disana kita terasa hidup itu berarti, " kata pria kelahiran Lubuk Resam, Kabupaten Merangin, Jambi 8 Juni 1985 ini.
Bacalah :*teks anekdot

Orang Rimba tetap ketinggal jauh dalam pendidikan. Lifestyle mereka dalam rimba serta mempunyai pandangan budaya yg tidak serupa dengan orang Melayu. Orang Rimba dalam riwayat hidup mereka ambil urutan berkebalikan dengan orang Melayu.

Konon dulu pada nenek moyang Melayu serta nenek moyang Orang Rimba udah bersumpah buat lifestyle berkebalikan. Kalau orang Melayu berumah, karena itu Orang Rimba tdk berumah serta berada di dalam pondok. Kalau Melayu berkampung serta beragama, karena itu Orang Rimba tdk berkampung serta beragama nenek moyang.

Juga demikian dalam soal makanan, kalau hewan ternak halal di makan orang Melayu karena itu itu pantang di makan Orang Rimba. Juga demikian sebaliknya hewan liar yg dikonsumsi Orang Rimba haram buat orang Melayu.

Skema ini terjadi udah turun temurun, pengaruhi faktor kehidupan ke-2 golongan orang. Saat rimba tetap luas, semasing golongan orang Melayu serta Orang Rimba dapat menjalankan rutinitas mereka tak ada bentrokan. Saat rimba tambah sempit hubungan ke-2 golongan tambah dekat.

" Di sini perseteruan mulai seringkali muncul. Pendidikan merupakan satu trik yg kami bangun buat meminimalkan perseteruan sosial yg mungkin berlangsung, " kata Maknun.
Baca pula : Apa Generasi Milenial Ingat Sumpah Pemuda?

Keadaan Orang Rimba yg dapat dimisalkan ada di persimpangan, di antara gempuran pergantian sumber daya rimba yg memaksa mereka beralih. Akan tetapi tiada pendidikan yang cukup hangat susah buat Orang Rimba buat bertahan hidup pantas serta nyaman. Fakta ini pula yg bertambah motivasi serta kuatkan kemauan Maknun bersama-sama team WARSI yang lain buat senantiasa melakukan perbuatan bersama-sama Orang Rimba.

Lulusan Sastra Inggris Akademi Bahasa Asing (ABA) Nurdin Hamzah Jambi ini mulai masuk berubah menjadi guru anak rimba terhitung sejak mulai bulan Oktober 2013. Sejak mulai itu dia mulai repot keluar-masuk menelusuri rimba di TNBD buat memberi pendidikan baca, tuliskan, serta kalkulasi (BTH) di banyak golongan Orang Rimba.

Tiada kenal letih dia telusuri rimba belantara di Bukit Duabelas buat menjumpai anak-anak didiknya. Saat dalam rimba dia gak berdiam di satu area saja, akan tetapi senantiasa berkeliling-keliling dari satu golongan ke golongan yang lain.

Di semasing golongan yg didatangi, banyaknya murid yg diajar ikut sedikit. Cuma sekitar pada 8 sampai 12 orang saja. Itu saja udah membuat semringah. Celoteh anak-anak rimba membuat kerasan tinggal terlalu lama di dalam rimba belantara.

Banyak cerita menarik yg di alami Maknun waktu mengajar anak-anak rimba. Satu salah satunya yg sangat terkesan merupakan waktu hidup dalam kepungan 'banjir'. Waktu itu ia mengajar anak-anak rombong Tumenggung Grip di Kedudung Muda Taman Nasional Bukit Duabelas.

Sehabis 1 minggu disana, dia harus juga berkunjung ke anak-anak muridnya di Aer Behan tempat Tumenggung Bebayang. Perjalanan Kedudung Muda serta Aek Behan dapat ditempuh dengan berjalan kaki kurang lebih 7 jam.

Hari udah mendekati sore waktu Maknun mengawali perjalanannya. Ada lima anak rimba yg menemaninya Ceriap, Nahan. Besati, Bepuncak serta Besimbur. Perjalanan itu berjalan ceria, bermacam narasi menemami perjalanan malam itu. Kurang lebih jam 8 malam, mereka rehat.

Tanoh Kepayong, demikian Orang Rimba mengatakan daerah itu. Maknun serta seseorang anak rimba yg menemaninya, bangun tenda. Masak makan malam dengan lantas mereka lanjut tidur. Gak dikira, larut malam turun hujan lebat. Mereka meneruskan tidur.

Mendekati pagi, mulai berasa lembab. Maknun bergegas bangun, anak-anak rimba yang lain juga ada yg terjaga. Banjir. Teriak Maknun saat dia buka tenda dome yg mereka tampati.

Hujan belum juga berhenti, air sungai tambah naik. " Kami di kepung sungai pengin ubah sudahlah tidak dapat melintas sebab sungai terlanjur dalam. Tenda udah di masuki air, logistik basah. Untungnya alat-alat tuliskan dibungkus dengan plastik hingga aman dari serbuan air, " katannya.

Maknun serta anak-anak rimba itu duduk jongkok dalam tenda. Ada anak yg suntuk berdiam diri dalam tenda. Pilih buat memanjat pohon. Matahari udah tinggi, lapar juga mulai dirasakan

" Kami makan roti, untung persediaan ada. Hingga sampai malam air sungai tetap tinggi kami belum juga dapat melintas, " kenang Maknun pada peristiwa Februari 2018 saat lalu.

Malam itu dia kembali bermalam disana, untungnya tenda sudahlah tidak terendam. Akan tetapi buat memasak belum juga dapat, kayu basah. Malam itu mereka mengganjal perut dengan mie instant tiada dibuat.

" Diberikan bumbu serta kami makan seperti kerupuk, " kenangnya.

Tiga hari lamanya mereka tunggu air surut serta dapat melintasi sungai serta meneruskan perjalanan.

Sesudah tiba di Aek Behan, Tumenggung Bebayang serta anggota kelompoknya tdk ada. Rupanya sungai yg kembali meluap digunakan Orang Rimba itu buat menghilirkan manau-rotan dengan ukuran besar.

" Semua anggota keluarganya turut, ya udah saya menyusul mereka ke Lancar Tiang, yg khusus dapat berhadapan dengan anak-anak didik saya, " papar Maknun.

Tidak cuman mengajar anak-anak dalam rimba, dia ikut menemani anak-anak rimba yg meneruskan ke tahap pendidikan resmi. Tahun ini ada 9 anak yg bersekolah di SD SD 191/VII Pematang Kabau lewat program kelas jauh.

" Anak-anak yg udah sekolah resmi juga mesti di dampingi, sebab keadaan belajar di kelas kadang-kadang membuat mereka kesusahan, kami ada buat menyemangati mereka serta meyakinkan semua kepentingan sekolah mereka terpenuhi, " tuturnya.

Meskipun waktu ini telah banyak anak rimba yg kenal baca, tuliskan serta kalkulasi, akan tetapi dia mengharapkan ke depan dapat lebih baik kembali. Karenanya memerlukan support pemerintah serta beberapa pihak buat memberi pendidikan yg lebih pantas buat komune Orang Rimba.

" Angan-angan ke depan biar tambah banyak kembali pihak yg pengin perduli dengan pendidikan Orang Rimba. Sebab mereka miliki hak yg sama buat memperoleh akses pendidikan yg pantas, " pungkasnya.
steven99 is offline   Reply With Quote
Sponsored Links
Post New Thread  Reply

Bookmarks



Similar Threads
Thread Thread Starter Forum Replies Last Post
Terangi Pedalaman Papua, Pemerintah Bagi-bagi Lampu Tenaga Surya je_tek Business and Economy! 0 24th October 2017 07:19 AM
Novel Sastra Indonesia sitoba Forum BukuKuBaca 0 31st January 2017 11:43 AM
Jangan Memarahi Anak Ketika Mengajar Membaca sebulhocky Forum TulisanKu MyWriting 0 14th September 2016 09:29 PM
Karya Sastra Indonesia Saatnya Mendunia andi.teguh Indonesia Bangga! 11 16th August 2016 02:15 PM
Perbaiki Metode Mengajar! agusjember Social, Culture and Education! 1 21st February 2016 03:04 AM


Currently Active Users Viewing This Thread: 1 (0 members and 1 guests)
 
Thread Tools Search this Thread
Search this Thread:

Advanced Search
Display Modes

Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off

Forum Jump


All times are GMT +7. The time now is 09:56 PM.


forumku.com is supported by and in collaboration with

forumku.com kerja sama promosi kiossticker.com 5 December 2012 - 4 Maret 2013 Web Hosting Indonesia forumku.com kerja sama promosi my-adliya.com forumku.com kerja sama promosi situsku.com

Promosi Forumku :

CakeDefi Learn to Earn

Positive Collaboration :

positive collaboration: yukitabaca.com positive collaboration: smartstore.com positive collaboration: lc-graziani.net positive collaboration: Info Blog

Media Partners and Coverages :

media partner and coverage: kompasiana.com media partner and coverage: wikipedia.org media partner and coverage: youtube.com

forumku.com
A Positive Indonesia(n) Community
Merajut Potensi untuk Satu Indonesia
Synergizing Potentials for Nation Building

Powered by vBulletin® Version 3.8.7
Copyright ©2000 - 2024, vBulletin Solutions, Inc.
Search Engine Optimisation provided by DragonByte SEO v2.0.37 (Lite) - vBulletin Mods & Addons Copyright © 2024 DragonByte Technologies Ltd.
Google Find us on Google+

server and hosting funded by:
forumku.com kerja sama webhosting dan server
no new posts