forumku

forumku (https://www.forumku.com/)
-   Forumku Middle East Timur Tengah (https://www.forumku.com/forumku-middle-east-timur-tengah/)
-   -   Rumah Sakit Banjir Darah: Para Dokter Berjuang Selamatkan Korban di Ghouta Timur (https://www.forumku.com/forumku-middle-east-timur-tengah/77215-rumah-sakit-banjir-darah-para-dokter-berjuang-selamatkan-korban-di-ghouta-timur.html)

Itsaboutsoul 1st March 2018 01:11 PM

Rumah Sakit Banjir Darah: Para Dokter Berjuang Selamatkan Korban di Ghouta Timur
 
Hampir 300 orang tewas dalam serangan di daerah markas yang dikepung yang dokter katakan menargetkan warga sipil dan rumah sakit. Selain serangan udara dan penembakan, penduduk dan petugas penyelamat korban di Ghouta Timur mengatakan bahwa pemerintah telah menjatuhkan bom laras di lingkungan perumahan, laporan didukung oleh gambar yang diposkan di media sosial.

Oleh: Areeb Ullah (Middle East Eye)

Dokter di Ghouta Timur sedang berjuang untuk mengatasi banyaknya korban di Ghouta Timur karena serangan pemerintah Suriah yang mereka katakan menargetkan warga sipil dan rumah sakit.

Korban di Ghouta Timur sekitar 300 orang telah terbunuh dan 1.400 luka-luka sejak serangan terhadap satu-satunya tempat pemberontak di dekat Damaskus yang dimulai awal pekan ini. Pada hari Rabu (21/2) pagi, korban di Ghouta Timur terus bertambah dengan 24 orang tewas dalam serangan pemerintah, menurut Pengawas Hak Asasi Manusia Suriah yang berbasis di Inggris.

Rabu (21/2) malam, Duta Besar Rusia Vassily Nebenzia meminta Dewan Keamanan PBB untuk bertemu pada hari Kamis (22/2) untuk membahas situasi tersebut.

“Hal ini perlu mengingat kekhawatiran yang telah kami dengar hari ini untuk memastikan bahwa semua pihak dapat menyampaikan visi mereka, pemahaman mereka mengenai situasi ini dan menghasilkan cara untuk keluar dari situasi ini,” kata Nebenzia.

Selain serangan udara dan penembakan, petugas penyelamat dan penduduk mengatakan kepada Middle East Eye (MEE) bahwa pemerintah telah menjatuhkan bom laras di lingkungan perumahan sehingga membuat bertambahnya jumlah korban di Ghouta Timur, laporan didukung oleh gambar yang diposkan di media sosial.

Di tengah-tengah penyerangan udara dan minimnya persediaan obat, setelah pengepungan selama empat tahun, petugas medis mengatakan situasinya tidak dapat dipertahankan.

“Kami tidak memiliki cukup ambulans yang tersisa untuk mengangkut yang terluka, yang berarti banyak orang meninggal sebelum mereka mencapai kita,” kata Dr Malik kepada MEE. Dia dan satu dokter lain yang berbicara dengan MEE menolak memberi nama terakhir mereka karena khawatir akan keselamatan mereka.

“Rumah sakit telah dipenuhi dengan darah. Kami melakukan apa yang bisa kami bantu, tapi situasinya menjadi tidak bisa dipertahankan.”

Medicine Without Borders melaporkan pada hari Rabu (21/2) bahwa 13 fasilitas yang mereka dukung untuk korban di Ghouta Timur telah dibom sejak Senin (19/2); Dokter untuk Hak Asasi Manusia (PHR), sebuah LSM medis lainnya, mengatakan bahwa delapan fasilitas di mana mereka membantu telah dihancurkan. Tidak segera jelas apakah ada tumpang tindih antara fasilitas tersebut.

PHR menyebut serangan tersebut “kejahatan perang terang-terangan” yang telah menjadi “fitur sehari-hari” dalam perang tersebut.

SEPULUH OPERASI DALAM SATU HARI
Dr Malik dan dokter lainnya mengatakan serangan terhadap fasilitas hanya menambah pekerjaan yang sudah mustahil.

“Ketika rezim tersebut menyerang tempat penampungan, kami menjadi kewalahan karena kami berhadapan dengan 15-20 orang sekaligus,” kata Dr Malik.

“Tidak masalah jika mereka adalah keluarga atau teman, sebagai dokter, kita harus melanjutkan pekerjaan kita untuk menyelamatkan nyawa sebanyak mungkin. Menyelamatkan satu nyawa adalah pencapaian besar bagi kita.”

Dr Mohammed Salem, koordinator perawatan utama di Direktorat Kesehatan Damaskus dan seorang ahli bedah setempat, mengatakan bahwa sebagian besar peralatan telah hancur, kondisi di rumah sakit yang masih buka sangat sederhana.

“Kami di bawah tanah. Kami tidak memiliki peralatan atau listrik,” katanya.

Dr Rida, yang juga merawat pasien di daerah tersebut, mengatakan kepada MEE bahwa tim medis telah bekerja dengan “kapasitas penuh”.

“Pada hari Selasa (20/2), saya melakukan 10 operasi. Salah satu kasus mengharuskan saya untuk mengamputasi kaki seseorang,” kata Rida.

“Target utama dari apa yang kita lihat adalah warga sipil. Pemboman ini adalah taktik yang digunakan untuk membungkam revolusi.”

‘KEGILAAN INI HARUS DIHENTIKAN’
Beberapa badan PBB mengecam peningkatan kekerasan yang terakhir pada hari Selasa (20/1) karena pemerintah Suriah terus menyerang daerah markas pemberontak tersebut.

Rusia, yang telah mendukung pemerintahan Assad sejak tahun 2015, mengklaim bahwa pemberontak telah melukai empat orang pada hari Rabu (21/2) dengan bom mortir, dan enam orang terbunuh pada hari Selasa (20/2).

“Hari ini, daerah pemukiman, hotel Damaskus, serta Pusat Rekonsiliasi Suriah di Rusia, mendapat pemboman besar-besaran oleh kelompok bersenjata ilegal dari Ghouta timur,” kata kementerian pertahanan Rusia pada hari Selasa (20/2).

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada hari Rabu (21/2) menjelaskan tuduhan “tidak beralasan” bahwa Rusia menanggung beberapa kesalahan karena kematian warga sipil di Ghouta Timur.

Sekitar 400.000 orang masih tinggal di bawah kepungan di daerah markas, termasuk ratusan yang memerlukan perawatan medis di luar daerah markas.

Valerie Szybala, direktur eksekutif Institut Suriah yang berbasis di Washington, mengatakan bahwa ini adalah “pertama kalinya” bom laras digunakan sedemikian rupa di Ghouta Timur.

“Salah satu alasan utama mengapa mereka tidak menggunakan bom laras di Ghouta sampai sekarang karena pemberontak mampu menurunkan helikopter,” kata Szybala kepada MEE.

“Tapi sekarang, berkat pengepungannya, semua orang terkuras baik secara fisik maupun militer.”

Kelompok bantuan mengatakan bahwa bantuan mereka tidak dapat lagi menjangkau mereka yang membutuhkan karena pemboman yang bertubi-tubi dan telah diperingatkan adanya bencana yang sedang terjadi.

Komite Internasional Palang Merah (ICRC) pada hari Rabu (21/2) menyerukan akses kemanusiaan ke Ghouta, terutama untuk menjangkau orang-orang yang terluka kritis yang membutuhkan perawatan segera.

“Pertarungan tampaknya akan menyebabkan lebih banyak penderitaan di hari-hari dan minggu-minggu ke depan,” kata Marianne Gasser, kepala delegasi ICRC di Suriah. “Ini adalah kegilaan dan harus dihentikan.”

‘INI ADALAH PEMBOMAN AWAL’
Seorang komandan yang memerangi pemerintah Assad mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa pemboman tersebut bertujuan untuk mencegah pemberontak menargetkan wilayah timur Damaskus dengan menggunakan bom mortir.

“Serangannya belum dimulai, ini adalah pemboman awal,” kata komandan tersebut.

Komandan lain, Suheil al-Hassan, dalam sebuah video mengatakan: “Saya berjanji, saya akan memberikan mereka sebuah pelajaran, dalam pertempuran dengan berapi-api.

“Anda tidak akan menemukan penyelamat. Dan jika Anda menemukannya, Anda akan diselamatkan dengan air seperti minyak mendidih, Anda akan diselamatkan dengan darah.”

Sumber : Rumah Sakit Banjir Darah: Para Dokter Berjuang Selamatkan Korban di Ghouta Timur


All times are GMT +7. The time now is 07:57 PM.

Powered by vBulletin® Version 3.8.7
Copyright ©2000 - 2024, vBulletin Solutions, Inc.
Search Engine Optimisation provided by DragonByte SEO v2.0.37 (Lite) - vBulletin Mods & Addons Copyright © 2024 DragonByte Technologies Ltd.