Tradisi Minum Teh di Jawa
 

Beberapa dari kita tentunya pernah mendengar tradisi minum teh yang ada di sebagian negara. Kebiasaan ini telah dilakukan sejak ratusan tahun lalu dan masih tetap berlangsung hingga sekarang. Tak terkecuali Indonesia, disini kita dapat menjumpai tradisi minum teh di masing-masing daerah. Sebagai contoh Teh Poci di Jawa dan Patehan di Keraton Yogyakarta. Yuk, kita coba cari tahu tentang kedua tradisi tersebut.
1. Teh Poci di Jawa
Menurut beberapa sumber yang telah saya baca, Tradisi minum teh poci sudah menjadi kebiasaan masyarakat Jawa sejak zaman kerajaan Mataram. Salah satu ciri khas teh poci adalah pemakaian gula batu dan peralatan minum yang terbuat dari tanah liat. Tehnya sendiri merupakan teh awur atau bubuk. Namun sekarang, kita dapat menjumpai teh poci di supermarket dalam kemasan tinggal seduh atau biasa disebut teh celup. Teh poci sangat pas dinikmati selagi panas, apalagi ditemani dengan gorengan atau rebusan hehe. Cobain, yuk!

2. Patehan di Keraton Yogyakarta
Meskipun masih dalam wilayah yang berdekatan, tenyata Yogyakarta memiliki tradisi “ngeteh” yang berbeda, khususnya di Keraton. Tradisi minum teh di keraton disebut Patehan, yang biasanya dinikmati pada pagi atau sore hari. Dalam tradisi ini, teh dimasukan di dalam teko yang terbuat dari tembaga kemudian dimasak selama 30 menit. Lalu dituangkan dalam cangkir-cangkir yang juga terbuat dari tembaga. Air yang digunakan untuk menyeduh dan mencuci peralatan ngeteh pun tidak sembarangan, untuk menyeduh air diambil dari sumur Nyai Jalatundo. Sementara untuk mencuci peralatan, diambil air dari sumur Kyai Jalatundo.

Wah, unik juga kebiasaan ngeteh di Indonesia. Semoga tradisi ini terus dilanjutkan oleh anak cucu kita, ya. Kalau tradisi ngeteh di daerah kamu gimana? Coba share disini, ya kalau ada.