12 Juni Bisa Menjadi Pertemuan As-china, Dan Bukan As-korea Utara
 

Hubungan panas dan dingin antara negara dengan ekonomi terbesar di dunia itu berpotensi berubah menjadi lebih buruk pada 12 Juni mendatang. Bukan karena perkiraan KTT Amerika Serikat dan Korea Utara yang dijadwalkan untuk hari itu, tetapi karena gedung kantor baru di Taiwan.

The American Institute di Taiwan, sebuah organisasi nirlaba yang beroperasi sebagai kedutaan besar AS di Taipei, akan meluncurkan kantor barunya pada hari itu dan seorang pejabat senior AS – banyak berteori bahwa itu mungkin Penasihat Keamanan Nasional John Bolton – secara luas diharapkan untuk hadir.

Fasilitas senilai US$ 250 juta dilaporkan dua kali ukuran bangunan saat ini dan mewakili penguatan utama hubungan AS-Taiwan. Tetapi itu juga bisa menambah ketegangan pada hubungan AS-China yang sudah terbebani oleh ketegangan akan terjadinya perang perdagangan.

Kekuatan terbesar di Asia yang mengklaim Taiwan di bawah kebijakan yang dikenal sebagai “Satu China,” menentang negara lain mengejar hubungan dengan pulau yang diperintah sendiri. Itu berarti negara-negara yang mencari hubungan dengan China harus memutuskan hubungan diplomatik dengan Taipei. Washington melakukan itu pada tahun 1979 tetapi menciptakan American Institute, atau AIT, yang sama untuk mempertahankan hubungan secara tidak resmi.

Jangkauan Trump ke Taiwan, yang mencakup panggilan telepon 2016 dengan Presiden Tsai Ing-wen, peningkatan penjualan senjata dan hukum yang mengakhiri pembatasan perjalanan dinas antara pejabat AS dan Taiwan, telah membuat jengkel Beijing. Sepotong undang-undang itu, menurut kedutaan China di Washington, melanggar landasan politik hubungan Tiongkok-AS.

Bergantung pada pegawai Gedung Putih mana yang menghadiri peluncuran AIT, ketidaksenangan Beijing bisa tumbuh.

Tidak hanya China tidak senang “dengan ruang lingkup dan skala hubungan AS dengan Taiwan, khususnya di bidang keamanan,” Beijing “juga keberatan dengan tindakan AS yang menunjukkan bahwa hubungannya dengan Taiwan sebenarnya resmi,” Richard Bush, rekan senior di Brookings Institution, mengatakan dalam catatan terbaru untuk think tank yang bermarkas di AS: “Jika ada jalannya, mungkin akan lebih memilih bahwa Washington memiliki kantor perdagangan sederhana di Taipei, seperti yang dimiliki negara lain.”

Komplek AIT baru itu diperkirakan akan menempatkan barak untuk marinir AS, menurut media Taiwan, tetapi direktur AIT, Kin Moy menepis laporan tersebut dalam konferensi pers Mei. Duta besar de-facto mengatakan peningkatan dukungan AS untuk Taiwan tidak berarti Washington mengubah pengakuannya terhadap kebijakan “Satu China” – meskipun media China menunjukkan sebaliknya.

Bush, mantan ketua AIT, menggambarkan bagaimana institut itu beroperasi di luar sebuah kompleks yang dibangun pada 1950-an, dengan catatan bahwa para karyawan “telah lama mendapat gedung baru.”

Sumber : Inforexnews