forumku

forumku (https://www.forumku.com/)
-   Forumku Middle East Timur Tengah (https://www.forumku.com/forumku-middle-east-timur-tengah/)
-   -   Rezim Assad Mengganas: Kematian, Kengerian Mencekam Ghouta Timur, Dunia Hanya Bisa Menyaksikan (https://www.forumku.com/forumku-middle-east-timur-tengah/77217-rezim-assad-mengganas-kematian-kengerian-mencekam-ghouta-timur-dunia-hanya-bisa-menyaksikan.html)

Itsaboutsoul 1st March 2018 01:15 PM

Rezim Assad Mengganas: Kematian, Kengerian Mencekam Ghouta Timur, Dunia Hanya Bisa Menyaksikan
 
Ghouta Timur dihancurkan pada tahun 2013 oleh sebuah serangan senjata kimia rezim yang diduga membunuh ratusan orang. Tapi momen saat ini malah berpotensi mengubah situasi menjadi semakin mengerikan. Pihak berwenang di Damaskus mengecilkan penderitaan rakyat mereka, mengklaim bahwa kelompok pemberontak menggunakan warga sipil sebagai “tameng manusia.”

Oleh: Ishaan Tharoor (The Washington Post)

Kematian terus membayangi Ghouta Timur. Distrik pinggiran kota di luar Damaskus adalah salah satu daerah kantong pemberontak terakhir yang tersisa di dekat ibu kota Suriah. Pengepungan itu telah berlangsung selama setengah dasawarsa, dihajar oleh bom dan dikejar oleh kelaparan. Konvoi kemanusiaan terakhir tiba pada bulan November. Dan sekarang distrik tersebut berada di bawah serangan bertubi-tubi.

Seperti dilaporkan rekan-rekan saya, serangan udara yang dilakukan oleh rezim Suriah dan sekutu-sekutu Rusia-nya telah membombardir Ghouta Timur sejak hari Minggu (18/2), dengan “manuver skuadron” dari jet, pesawat tak berawak dan helikopter yang membombardir rumah sakit, sekolah dan bangunan tempat tinggal.

Banyak dari sekitar 400.000 orang yang masih terjebak di daerah yang dikuasai pemberontak tersebut meringkuk di ruang bawah tanah. Sejumlah fasilitas medis hancur, dengan dokter mengatakan kepada media bahwa mereka sekarang menggunakan obat kadaluarsa untuk mengobati banyak orang yang terluka.



Menurut pemantau hak asasi manusia dan lembaga bantuan, serangan tersebut telah membunuh lebih dari 300 orang dalam beberapa hari dan melukai ratusan lainnya. Ghouta Timur, seharusnya tidak dilupakan, dihancurkan pada tahun 2013 oleh sebuah serangan senjata kimia rezim yang diduga membunuh ratusan orang. Tapi momen saat ini malah berpotensi mengubah situasi menjadi semakin mengerikan.

“Kami di Ghouta terkena serangan udara lebih dari lima tahun dan ini bukan hal baru bagi kami,” kata seorang direktur rumah sakit di Ghouta Timur kepada CNN. “Tapi kita belum pernah melihat (serangan) seperti eskalasi saat ini.”

“Seiring laju kematian makin cepat di Ghouta Timur, demikian juga persiapannya,” tulis rekan saya Louisa Loveluck. “Patolog dan penggali kubur di daerah kantong tersebut mengatakan sebelum kekerasan meningkat sehingga mereka memiliki 20 sampai 50 kuburan siaga pada waktu tertentu. Pada hari Selasa (20/2), mereka mengatakan itu tidak cukup.” (Pada hari Rabu (21/2), sebuah babak baru serangan udara menewaskan setidaknya 45 orang, menurut aktivis setempat).

“Kami kewalahan,” kata seorang pria, berbicara kepada The Washington Post dengan syarat tidak disebut namanya. “Kami memasukkan potongan tubuh di kuburan massal. Hanya itu yang bisa kita lakukan.”

Kekerasan tersebut telah menimbulkan kecaman dan kecemasan di kalangan komunitas internasional. Kolumnis Barat menyamakan pembunuhan dengan kejahatan perang di Srebrenica; Editorial menyesalkan impotensi institusi kronis seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Pada hari Rabu (21/2), Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menggambarkan situasi di Ghouta Timur sebagai “neraka di muka bumi” dan, sekali lagi, mendesak dihentikannya kekejaman tersebut.

“Seruan saya bagi semua pihak yang terlibat (dalam serangan) adalah untuk segera menangguhkan semua aktivitas perang di Ghouta Timur, dan memungkinkan bantuan kemanusiaan menjangkau semua pihak yang membutuhkan,” kata Guterres, menambahkan, “Saya yakin Ghouta Timur tidak dapat menunggu.”

Tapi Ghouta Timur pasti harus menunggu. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menolak permintaan gencatan senjata pada hari Rabu, dengan mengatakan bahwa “perang melawan terorisme tidak dapat dibatasi oleh apapun.” Pihak berwenang di Damaskus mengecilkan penderitaan rakyat mereka, mengklaim bahwa kelompok pemberontak menggunakan warga sipil sebagai “tameng manusia.”

Memang, ini mungkin hanyalah awal dari serangan yang lebih intens terhadap Ghouta Timur, karena rezim Presiden Bashar al-Assad mempersiapkan serangan terakhir. Dalam sepekan terakhir, bala bantuan darat telah berkumpul di pinggiran pinggiran kota di bawah komando salah satu jenderal tertinggi Assad. Rezim tersebut memandang kelompok pemberontak Islam yang menduduki wilayah tersebut sebagai teroris.

SANA, kantor berita negara Suriah, mengatakan puluhan roket dan mortir yang ditembakkan dalam dua hari terakhir oleh faksi-faksi tersebut menyerang berbagai lingkungan di Damaskus, menewaskan lebih dari selusin orang.

Skenarionya serupa dengan penaklukan kembali rezim yang lamban dan destruktif di tahun 2016 di daerah yang dikuasai pemberontak di Aleppo. Pada saat itu, pejabat Suriah dan Rusia memuji “pembebasan” kota tersebut dari kelompok radikal Islamis dan menghentikan usaha mereka untuk mengevakuasi warga sipil dan memberikan bantuan kemanusiaan.

Tapi kemudian, seperti sekarang, rekaman dan foto dari dalam wilayah yang terkepung menceritakan kisah yang berbeda—lingkungan yang hancur sia-sia, seluruh keluarga terbunuh, dan anak-anak yang terluka, diselamatkan dari puing-puing, duduk diam dan sendirian.

“Apa tujuannya? Apakah untuk menghancurkan Ghouta seperti menghancurkan Teheran?” Osama Nasser, seorang aktivis anti-pemerintah veteran, bertanya kepada rekan-rekan saya.

Untuk saat ini, fokusnya tetap pada perjuangan mati-matian untuk bertahan hidup dari orang-orang yang terjebak dalam baku tembak.

“Ada banyak pembantaian,” Huda Kyayati, seorang pekerja bantuan dengan kelompok nirlaba Suriah Women Now for Development, mengatakan kepada Loveluck. “Saya tidak bisa menerima gagasan turun ke ruang bawah tanah, karena saya tidak dapat membayangkan apa rasanya dibom dan mati di bawah reruntuhan.”

“Kami tidak memiliki cukup ambulans yang tersisa untuk mengangkut yang terluka, yang berarti banyak orang meninggal sebelum mencapai kami,” kata seorang dokter yang diidentifikasi sebagai Malik kepada situs Middle East Eye. “Rumah sakit telah dipenuhi darah. Kami melakukan apa yang bisa kami bantu, tapi situasinya menjadi tak tertahankan.”

“Saya bangun pagi kemarin ketika semua jenis pesawat tempur mulai menembaki Ghouta,” Nazeer Falitani (26), mantan anggota dewan setempat, mengatakan kepada BuzzFeed pada hari Senin. “Peluru artileri dan roket yang menembak tidak pernah berhenti. Kami duduk di rumah kami. Kita tidak bisa pergi ke jalanan, dan semua toko tutup. Kami menunggu kematian datang dalam kecemasan.”

Bahkan kecemasan itu saja bisa memiliki efek yang menghancurkan. Kelompok bantuan menunjukkan tingkat depresi dan bahkan bunuh diri di kalangan anak-anak dan orang dewasa muda yang terjebak di daerah tersebut.

“Orang-orang di Ghouta Timur secara mental terpengaruh oleh situasi ini. Kebanyakan anak telah melihat orang yang dicintai terbunuh, terluka atau hilang. Ini akan mempengaruhi masa depan mereka dan cara mereka melihat kehidupan. Beberapa orang muda sedang berpikir untuk bunuh diri, dan orang tua menderita depresi. Tidak ada yang bahagia,” tulis seorang dokter di Ghouta Timur yang berafiliasi dengan Komite Penyelamatan Internasional.

“Keluarga saya dan saya hidup dalam tekanan dan depresi yang konstan,” lanjutnya. “Setiap hari, saya berdoa dan berharap konflik akan berakhir. Terkadang saya berharap bisa pindah dari Ghouta Timur dan tinggal di luar Suriah. Saya benar-benar tidak bisa membayangkan masa depan yang bagus di sini sekarang.”

Ishaan Tharoor menulis tentang urusan luar negeri untuk The Washington Post. Dia sebelumnya adalah seorang editor senior dan koresponden di majalah Time, yang berbasis di Hong Kong dan kemudian di New York. Ikuti @ishaantharoor.

Sumber : Rezim Assad Mengganas: Kematian, Kengerian Mencekam Ghouta Timur, Dunia Hanya Bisa Menyaksikan


All times are GMT +7. The time now is 05:02 AM.

Powered by vBulletin® Version 3.8.7
Copyright ©2000 - 2024, vBulletin Solutions, Inc.
Search Engine Optimisation provided by DragonByte SEO v2.0.37 (Lite) - vBulletin Mods & Addons Copyright © 2024 DragonByte Technologies Ltd.